Sabtu, 21 Januari 2012

Cuaca X-treme Tahun 2012


Laporan bertajuk ‘Climate: Observations, projections and impacts’ itu mengungkap hasil mengenai laporan iklim di 24 negara.
Laporan ini mengungkap hasil yang berbeda-beda, dari satu kawasan ke kawasan lainnya. Namun, kesamaan isi laporan adalah adanya peningkatan banjir di pesisir pulau atau sungai, cuaca ekstrem dan kenaikan temperatur global.

Kenaikan temperatur global, lanjut laporan itu, akan terjadi sebanyak tiga hingga lima derajat Celcius jika emisi gas rumah kaca tidak dipantau. Ahli cuaca meramalkan, kota-kota seperti New York di Amerika Serikat (AS) hingga Dhaka di Bangladesh akan merasakan dampaknya.

Dengan prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) 70% penduduk dunia akan menghuni kota per 2050, dampak perubahan iklim terhadap lingkungan urban atau pinggiran akan menjadi isu yang amat menekan ketimbang sebelumnya.

Sejarahnya, kota-kota yang dibangun di dekat perairan dan pesisir tumbuh pesat karena melakukan perdagangan dan transportasi maritim. Sebab itulah, ujar analis perubahan iklim OECD Jan Corfee-Morlot, banyak kota berlokasi di daerah tersebut seperti dikutip di Daily Mail.
“Artinya, terjadi pula peningkatan terhadap kota-kota yang berpotensi terendam air,” katanya. Hal ini, lanjut Morlot.

BMKG Inggris memprediksikan, suhu bumi akan naik sekitar tiga hingga lima derajat Celcius pada abad berikutnya. Periset senior di International Institute for Environtment and Development David Dodman menyatakan, suhu di kota-kota akan naik lebih banyak.

Hal ini dikenal sebagai ‘urban heat island effect’, karena lingkungan yang dibangun cenderung menyerap panas lebih banyak saat siang hari dan melepaskan dengan amat lambat pada malam hari. “Kesempatan kota untuk mendinginkan diri amat kecil. Artinya, kenaikan temperatur akibat perubahan iklim akan naik secara berlebihan dan siginifikan di daerah-daerah urban,” lanjutnya.

Ironisnya, sikap penduduk bumi semakin menstimulasi hal ini. Mereka membali pendingin udara secara berlebihan tanpa menyadari besarnya kontribusi benda itu terhadap pemanasan global. Belum lagi sifatnya yang haus listrik.
Dodman menyatakan, ancaman yang juga datang dari naiknya tinggi permukaan laut adalah makin sulitnya menggunakan penyuling air. Sumur-sumur dalam tanah yang menyediakan air tawar, bisa saja akan terendam air asin.

“Kasus-kasus ini bakal menimpa kota-kota di pesisir. Air asin masuk ke penyuling air tawar dan membuatnya tak bisa lagi dikonsumsi manusia,” ujar Dodman.



Sumber : owblabla.com


Tidak ada komentar:

Pengunjung

free counters visitors by country counter

Temukan Kami Di Facebook

Pengikut

Designed ByBlogger Templates